Skip to main content

Mengoptimalkan Koperasi Pada UMKM Di Desa Argosari

Oleh : Renny Regina Setya Primadani

            Salah satu tempat di Kabupaten Malang, tepatnya di Dusun Bendrong Desa Argosari Kecamatan Jabung. Desa yang masih sangat asri dengan kondisi alam yang masih alami, bebas dari polusi udara, jauh dari keramaian. Bukan hal langka lagi apabila banyak yang melakukan kegiatan disana seperti Baksos (Bakti Sosial), Bina Desa, dan para investor yang akan menanamkan modalnya disana dengan melihat potensi-potensi yang dimiliki. Mereka semua disambut dengan tangan terbuka disertai keramahan yang mereka perlihatkan kepada orang-orang baru yang akan melakukan kegiatan disana. Tidak hanya itu, anak-anak kecil yang selalu bersemangat untuk belajar walaupun mereka tidak tau setelah lulus SD (Sekolah Dasar) akan melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi atau tidak. Karena mereka terhambat dengan biaya sekolah, jauhnya akses tempat belajar, tidak mau melanjutkan karena sebagian teman-teman mereka ada yang putus sekolah. Namun, saat ini di Desa Argosari anak-anak SD termotivasi untuk melanjutkan sekolah. Dengan adanya mahasiswa yang mengadakan Baksos (Bakti Sosial) disana, selain mengamati dan mencari tahu potensi alam yang nantinya akan dilakukan bina desa, mereka juga memberi motivasi untuk anak-anak disana. Sehingga semangat mereka bertambah untuk melanjutkan sekolah. Karena, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) juga perlu untuk mendukung Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki. Peningkatan SDM ini dilakukan melalui pendidikan.
Desa ini memiliki potensi alam yang dapat dimanfaatkan untuk menambah pendapatan masyarakat. Terdapat lahan yang luas yang telah dimanfaatkan untuk menanam padi, umbi-umbian dan tanaman PALAWIJA lainnya. Ketela pohon pernah di olah lagi menjadi tepung singkong dan dijual di sekitar desa. Pada saat ada kunjungan atau tamu, masyarakat disana juga menawarkan hasil olahan ketela pohon mereka. Selain itu, masyarakat di Desa Argosari juga banyak yang memiliki sapi perah. Hasil dari sapi perah berupa susu yang dikumpulkan di koperasi desa mereka. Pemasarannya dilakukan oleh koperasi, dengan cara menjualnya dengan bentuk sudah dikemas dalam botol. Selain hanya dijual dalam bentuk susu, hasil sapi perah ini di olah lagi menjadi yogurt. Pengolahan ini ide dari salah satu mahasiswa yang ada di Kota Malang. Peralatan dan juga cara membuatnya di fasilitasi dan dipandu oleh mahasiswa. Sedangkan kotoran sapi diolah menjadi Bio Gas. Setiap warga yang memiliki sapi diharuskan untuk mengelola kotoran sapinya menjadi bio gas. Bio gas ini sebagai barang substitusi dari gas elpiji.
            Tersedianya potensi alam dan output yang telah dihasilkan oleh masyarakat Desa argosari harus di imbangi dengan adanya perantara untuk memasarkan produk yang telah dihasilkan. Namun, pemasaran produk ini belum maksimal. Selain itu, perlu adanya inovasi baru untuk menghasilkan produk yang berbeda dari sebelumnya. Ada beberapa penyebab pemasaran belum maksimal yaitu jauhnya akses dari Desa ke tempat pemasaran karena jalan yang dilalui mengalami kerusakan dan kurangnya perantara untuk memasarkan produk-produk yang dihasilkan. Perlu adanya inovasi baru karena tepung dari ketela pohon sudah tidak produksi lagi. Hal ini perlu adanya inovasi baru untuk menggantikan tepung dari ketela pohon, misalnya ketela pohon dibuat makanan ringan.
            Peran Koperasi pada pemasaran sangat diperlukan masyarakat untuk menjualkan produk yang telah dihasilkan. Selain susu sapi dan yogurt perlu adanya inovasi baru agar produk yang dihasilkan memiliki varian. Pemasaran tidak hanya dijual disekitar Desa tetapi juga mencoba menjualnya di Kota. Dilihat dari kondisi lingkungan yang kurang mendukung, maka perlu dukungan dari pemerintah daerah untuk memperbaiki akses jalan. Dengan bantuan koperasi yang ada, maka seharusnya pembangunan dan perbaikan akses jalan lebih mudah dalam hal-hal berkaitan kemajuan usaha UMKM untuk meningkatkan penghasilan masyarakat disekitar sentra UMKM desa argosari. Sejalan dengan program pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat di pedesaan melalui ekonomi kerayatan yang berupa UMKM (usaha menengah, kecil dan mikro), maka sudah seharusnya koperasi lebih aktif dalam membina dan membimbing para pelaku usaha kecil,menengah dan mikro.
            Kendala yang dihadapi oleh para pelaku usaha kecil dan mikro yang paling besar adalah terkendala modal. Mereka cenderung takut dalam hal peminjaman di bank, karena terkesan rumit dan sulit dalam hal pengurusan administrasi. Padahal pemerintah saat ini sedang gencar-gencarnya promosi bantuan pemerintah berupa modal usaha dan pemasaran untuk usaha menengah, kecil dan mikro. Kurangnya sosialisasi di desa argosari mengakibatkan informasi yang sangat membantu dalam usaha mereka tidak tersampaikan. Maka dari itu, peran koperasi sangat dibutuhkan untuk membantu mereka dalam mengurus akses permodalan pada bank yang telah ditunjuk oleh pemerintah. Koperasi harus mensosialisasikan kepada masyarakat desa argosari bahwa pemerintah mempunyai program bantuan modal bagi usaha menengah, kecil dan mikro yang mudah dalam hal administrasi dan syarat-syarat yang lainnya. Dan juga bunga peminjaman yang lunak, sehingga tidak membebani masyarakat pelaku ekonomi kerakyatan.
            Koperasi harus turut aktif membantu dalam hal proses pengurusan bantuan modal usaha di bank. Koperasi mendata para pelaku usaha UMKM di desa argosari bahwa mereka benar-benar para pelaku usaha dan sekaligus pemilik usaha tersebut. Koperasi membentuk perkumpulan pemilik usaha umkm di desa argosari. Dengan demikian dalam hal pengurusan legalitas usaha menjadi jelas. Dan hal ini mempermudah pihak pemberi pinjaman untuk mengecek kebenaran usaha para peminjaman modal. Sehingga akses bantuan modal menjadi lebih mudah, cepat dan aman. Kendala dalam hal permodalan dapat teratasi dengan cepat, apabila koperasi terjun langsung dalam hal pengurusan modal dan juga peran serta pemerintah daerah. Dengan aktifnya koperasi desa, nantinya para penduduk desa argosari dalam mengembangkan usaha ataupun membuat usaha yang dapat membantu perekonomian desa dapat mudah dalam mendapat modal usaha.
            Tugas koperasi selanjutnya adalah memberikan pelatihan bagi usaha menengah, kecil dan mikro di desa argosari. Dimana pelatihan ini bermaksud untuk meningkatkan kemampuan para pekerja sentra umkm desa argosari, meningkatkan hasil produksi dan mengurangi biaya produksi. Sehingga pendapatan masyarakat desa argosari menjadi lebih meningkat. Kesejahteraan masyarakat desa argosari menjadi lebih baik. Pelatihan untuk para pelaku usaha adalah pelatihan dalam menghadapi tuntutan pasar, pelatihan memanajemen aliran dana modal, dana produksi dan dana pendapatan dan pelatihan dalam melindungi usaha dari para pesaing. Sedangkan pelatihan untuk para pekerja adalah pelatihan manajemen kerja untuk meningkatkan hasil produksi. Untuk pelatihan para pengusaha ini sangat penting, dimana dalam pemasaran harus mengetahui permintaan pasar dan pesain dalam usaha. Sehingga hasil sentra umkm desa argosari dapat diterima oleh pasar diluar desa argosari dan menjadi produk unggulan desa argosari. Jika hasil produksi desa argosari terus mendapat pelanggan, maka tidak mungkindesa argosari menjadi desa unggulan umkm dan menjadi destinasi wisata lokal. Sehingga akses jalan yang dulu sulit akan berubah menjadi lebih baik lagi, karena pemerintah daerah pasti akan membangun akses jalan ke desa argosari untuk memudahkan para pembeli ke desa argosari.

            Hal yang lebih penting lagi adalah bantuan koperasi untuk memproteksi usaha umkm di desa argosari dalam menghadapi masyarakat ekonomi asean (MEA). Karena saingan para pelaku usaha umkm menjadi lebih banyak dan tidak hanya dari lokal saja, aka tetapi dari negara tetangga di asean. Maka dari itu, peran koperasi untuk melindungi hasil produksi umkm desa argosari sangat diperlukan. Koperasi harus mengadakan pameran hasil produk umkm desa argosari bahwa produk umkm desa argosari lebih baik dan juga lebih murah. Sehingga para pelanggan maupun pembeli lebih tertarik pada produk lokal. Hal yang penting juga inovasi dalam hasil produksi juga perlu dilakukan. Karena hasil produksi yang menarik, kreatif dan unik dapat meningkatkan minat pembeli untuk membeli hasil produksi umkm desa argosari. Jika dalam hasil produksi yang menarik,kreatif dan unik maka pembeli tidak akan meninggalkan hasil produksi lokal. Apalagi kualitas terjamin oleh koperasi dan juga akses permodalan mudah. Maka para pelaku usaha umkm desa argosari dapat meningkatkan daya saing penjualan dan dapat mampu mengembangkan usaha mereka. Sehingga ekonomi masyarakat desa argosari jadi lebih baik dan terhindar dari krisis ekonomi.

Comments

Popular posts from this blog

Ekonomi Kerakyatan : Merumuskan Kembali Ekonomi Nasional

Oleh: Galih Dwi Prastio Bukan lautan hanya kolam susu Kail dan jala cukup menghidupimu ********* Orang bilang tanah kita tanah surga tongkat kayu dan batu pun jadi tanaman Sepenggal lirik lagu Koes Plus yang berusaha menggambarkan betapa makmurnya “seharusnya” Indonesia. Entah siapa yang patut disalahkan, apakah perumpamaan tersebut masih dipandang relevan atau tidak jika dipakai untuk menggambarkan kondisi terkini republik ini. Contoh sederhana tengok saja bursa kerja yang belum lama diselenggarakan di Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang, para penganggur atau bahkan mereka yang mencari penghasilan lebih baik. Walaupun terkadang diharuskan membayar jumlah yang tidak sedikit, toh faktanya para pencari kerja tetap berduyun-duyun. Di lokasi yang tidak jauh, Dosen-dosen Ekonomi mewartakan dengan penuh semangat pada mahasiswa dalam kelas-kelas ekonomi bahwasanya perekonomian Indonesia mantap tumbuh dengan angka yang membanggakan, inflasi rendah dan suku bunga stabil.

Curahan Hati Tentang Negeri

(Oleh:   Lenni Nurfadhilah) Indonesia kaya akan sumber daya, baik alam maupun manusia. Beraneka ragam budaya dan suku bangsanya. Namun, fenomena kehidupan di Indonesia begitu memilukan. Masih banyak masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan, masih banyak yang pendidikannya rendah, dan masih banyak pula pengangguran. Benar pepatah mengatakan yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin tak berdaya. Pemimpin bangsa banyak yang melupakan janji manisnya, sehingga korupsi merajalela. Sungguh ironis, melihat fenomena negeri yang memilukan. Perekonomian yang seharusnya sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 UUD, tetapi tidak demikian. Landasan perekonomian tersebut hanyalah simbol formalitas saja. Pembangunan di negeri ini masih jauh dari kata merata, baik di bidang pendidikan, kesehatan, maupun perekonomiannya. Mengapa saya katakan demikian? Karena banyak fakta yang memotretnya.             Saya pernah ikut suatu kegiatan social di daerah Malang selatan. Ketika di perjalanan, saya hanya m

REORIENTASI DAN REDESAIN PEREKONIMIAN INDONESIA BERKAITAN DENGAN JATI DIRI PEREKONOMIAN BANGSA INDONESIA DAN AMANDEMEN PASAL 33 & UUD 1945

Oleh: Ayu Dwidyah Rini, M.Pd (Pembina Komunitas Ekonomi Kerakyatan) Pokok Pikiran yang disampaikan dalam: Forum Grup Diskusi Pembelajaran Ekonomi Kerakyatan Malang   Re-orientasi Perekonomian Indonesia Berdasarkan Pasal 33 Ayat 1 UUD 1945       Perekonomian Indonesia hingga saat ini masih dibelenggu oleh sistem kapitalis-liberalisme. Roda – roda perekonomian Indonesia mengacu pada Neo-Liberalism. Perilaku manusia Indonesia saat ini telah mengarah pada homo-economicus yang berorientasi pada pengutamaan kepentingan individu atau kita kenal sebagai individualisme. Stiglitz (2002) menjelaskan bahwa peran negara dalam sistem neoliberalisme diaktualisasikan dalam empat hal sebagai beriku: (1) pelaksanaan kebijakan anggaran ketat, termasuk pengahapusan subsidi, (2) liberalisasi sektor keuangan,(3) liberalisasi perdagangan dan (4) privatisasi BUMN. Berdasar pada hal tersebut perlu kembali dipertanyakan terkait hakikat perekonomian Indonesia sesuai de