Oleh : Shabilla Salim
Industri
menurut UU No. 5 Tahun 1984 Industri
ialah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang
setengah jadi, atau barang jadi menjadi barang yang memiliki nilai tinggi untuk
penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan
industri. Industri kecil dan menengah adalah kelompok industri yang kuat
dan paling mampu bertahan menghadai kriris perekonomian di Indonesia. Pada masa
krisis ekonomi tahun 1998-2001 menunjukkan fakta bahwa UMKM lah yang paling
mampu bertahan dan terus bertumbuh sekitar 11% per tahun, bahkan mengalahkan
pertumbuhan dari industri berskala besar yang hanya tumbuh sekitar 6% per tahun
Di
berbagai wilayah di indonesia khusunya di daerah-daerah yang tidak terlalu
besar industi kecil dan menengah mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Industri kecil pada umumnya berawal dari industri rumah tangga dengan skala mikro
yang kemudian berkembang. Dengan skala produksi yang kecil, maka diharapkan
tingkat fleksibilitas dari perusahaan lebih baik yang pada akhirnya dapat lebih
bertahan pada saat terjadi krisis apabila dibandingkan dengan industri besar.
Salah
satu daerah yang terkenal dengan induti kecil dan menengahnya yang berupa
industri kerajinan kulit adalah Kabupaten Magetan. Kabupaten ini berbatasan
dengan Kabupaten
Ngawi di utara, Kota
Madiun dan Kabupaten
Madiun di timur, Kabupaten Ponorogo,
serta Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Wonogiri
(keduanya termasuk provinsi Jawa
Tengah). Bandara
Iswahyudi, salah satu pangkalan utama Angkatan
Udara RI di kawasan Indonesia Timur, terletak di kecamatan Maospati. Kabupaten Magetan terdiri
atas 19 kecamatan, yang terdiri dari 208 desa
dan 27 kelurahan. Kabupaten Magetan dilintasi
jalan raya utama Surabaya-Madiun-Yogyakarta dan jalur kereta api lintas selatan
Pulau Jawa, namun jalur tersebut tidak melintasi ibukota Kabupaten Magetan.
Satu-satunya stasiun yang berada di wilayah kabupaten Magetan adalah Stasiun Barat terletak di wilayah Kecamatan Barat. Gunung
Lawu (3.265 m) terdapat di bagian barat Kabupaten Magetan, yakni
perbatasan dengan Jawa Tengah. Di daerah pegunungan ini terdapat Telaga Sarangan(1000 m dpl), salah satu
tempat wisata andalan kabupaten ini, yang berada di jalur wisata
Magetan-Sarangan-Tawangmangu-Karanganyar.
Industri
kerajinan kulit di Kabupaten Magetan yang paling terkenal adalah yang ada di
Selosari. Industri kerajinan kulit ini
menghasilkan berbagai produk seperti sepatu, tas, dompet dan sabuk. Selosari
adalah daerah penghasil kerajinan kulit dan berjarak 1,5 km/jam dari lokasi
proses penyamakan kulit yang berada di Desa Ringinagung.Kerajinan kulit yang
terletak di Jalan Sawo Kelurahan Selosari mulai dirintis sejak tahun 1960 namun tahun 1950 sudah ada
usaha penyamakan kulit. Pada awalnya hanya beberapa orang saja yang menekuni
bidang kerajinan kulit, tetapi akhirnya meningkat dan terbukti mulai tahun 1985
di Kelurahan Selosari Magetan mulai berkembang industri rumah tangga/ home
industry dengan jenis produk sandal klasik. Pada tahun 1990 industri kerajinan
kulit di Selosari hanya terdiri dari 13 pengrajin saja. Pada tahun 1991 berdiri
perkampungan kerajinan kulit dengan anggota 9 UKM dan melibatkan 45 tenaga
kerja. Tahun 1994 diadakan pelebaran jalan dan berdiri 13 toko sebagai wujud
perkembangan atau rintisan sentra kerajinan kulit. Tahun 2002 resmi berdiri
sentra industri kerajinan kulit dengan jumlah 14 UKM dan 157 tenaga kerja.
Sampai saatini sudah terdapat 36 UKM dengan 223 tenaga kerja. Unit-unit usaha
tersebut juga sudah mendapat ijin dari pemerintah melalui Dinas Perindustrian
dan Perdagangan.
Kebijakan pemerintah Kabupaten
Magetan yang terdapat dalam buku hasil pembangunan tahun 2008-2012 Bappeda
kabupaten Magetan tentang industri adalah meningkatkan kompetensi sumber daya
manusia industri, meningkatkan mutu produk industri dan mengembangkan kegiatan
usaha kecil dan menengah.Profil industri di kabupaten Magetan sampai tahun 2011
masih didominasi oleh industri kecil yang pada tahun 2011 tercatat sebanyak 693
unit industri kecil formal. Beberapa jenis industri kecil (kerajinan rakyat)
yang memnerikan andil cukup besar bagi perindustrian dikabupaten Magetan adalah
genteng menghasilkan produksi sebesar Rp 117.032 juta, industri penyamakan kult
menghasilkan Rp 82.875 juta, batu bata sebesar Rp 62.735 juta, anyaman bambu
besar Rp 50.497 juta dan sepatu/kerajinan kulit menghasilkan Rp 31.817 juta.
(Kabupaten Magetan dalam Angka , 2012). Dari berbagai industri yang berkembang
di Kabupaten Magetan industri penyamakan kulitlah yang berperan besar.
Pemerintah daerah kabupaten Magetan memberikan berbagai
dukungan terhadap potensi industri kerajinan kulit di Selosari yang merupakan
produk unggulan Magetan. Dinas Perindustrian dan Perdagangan memberikan
fasilitas berupa pembinaan teknis dan bimbingan teknologi/ peralatan produksi.
Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah memberikan pendanaan atau modal. Dinas
Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga memberikan dukungan berupa
kegiatan promosi dan pemasaran. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
memberikan bantuan tenaga kerja. Artinya peran pemerintah daerah Magetan
sebagai penggerak utama Industri Kecil dan Menengah sudah sesuai dengan
peraturan yang dicanangkan oleh pemerintah pusat dengan tujuan untuk memudahkan
pemanfaatan potensi lokal dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat
Dalam perkembangannya industri kerajianan kulit ini
sangat mengedepankan partisipasi para pengrajin kulit yang berada di kelurahan
selosari itu sendiri. Masyarakat di kelurahan selosari mengembangkan industri
kecil ini secara baik. Mereka menerapkan sistem ekonomi kerakyatan dalam
perkembangannya. Hal ini daat dilihat dari cara mereka mengembangkan potensi
yang ada di dalam desa mereka dengan cara swadaya. Swadaya yang dimaksud disini
adalah mereka benar-benar mengembangkan industri ini ini dari awal sampai
sekarang secara bersama. Mulai dari awalnya yang hanya beberapa orang saja yang
menekuni usaha ini lalu beberapa orang itu mengajarkan cara mengrajin kulit
pada masyarakat di kelurahan selosari sampai pada akhirnya hampir seluruh rumah
di kelurhan sudah mulai melakukan home industri kerajinan kulit.
Selain itu
juga bahan dasar pembuatan kerajinan kulit juga dihasilkan dari dalam kabupaten
magetan itu sendiri yaitu di di Desa Ringinagung yang hanya berjarak 1,5 km
dari kelurahan selosari. Sehingga dalam berkembnganya kelurahan selosari
sebagai industri kerajinan kulit daerah disekitar lokasi industri kecil ini
juga terkena dampak positif. Dampak positif ini berupa keuntungan para
penghasil bahan kulit yang nantinya akan dijadikan oleh para penggrajin kulit
menjadi produk-produk kerajinan kulit
Hubungan
saling menguntungkan ini yang sangat mendorong perkembangan pertumbuhan
Kabupaten Magetan. Selain kerja sama antar masyarakat yang harmonis yaitu rasa
sama-sama saling memiliki dan senasib sepenanggungan juga adanya pemanfaatan
potensi dalam daerah itu sendiri yang berhasil dikembangkan. Rasa senasib
sepenanggungan ang dimaksud di sisni adalah peran pasrtisipasi setiap orang
untuk membantu orang lainnya yang sama-sama senasib sehingga akhirnya jika satu
susah semua merasakan susah dan jika ada satu senang semua juga akan merasa
senang. Sedangkan pemanfaatan potensi di dalam daerah itu sendiri adalah adanya
pemanfaatan sumber daya yang memang tersedia dan selama ini masih belum bisa
dimanfaatkan dan diambil hasilnya. Dengan adanya industri kerajinan kulit ini
potensi dan sumber daya yang selama ini belum bisa dimanfaatkan dapat digunakan
dan dimanfaatkan. Penggunaan potensi dan sumber daya inilah yang akhirnya
memajukan perekonomian setiap anggota masyarakat yang ada di dalam daerah itu
sendiri dan tentunya juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Magetan
itu sendiri.
Rasa
kebersaam dan upaya masyarakat di Kabupaten Magetan khususnya di kelurahan
selosari yang terus mengembangkan indutri kerajinan kulit ini sangat berperan
penting dalam penyediaan lapangan kerja dan pengentasan pengangguran di
Kabupaten Magetan. Dengan berkembangnya usaha ini banyak masyarakat yang
tadinya menganggur dan tidak produktif bisa bekerja dan memproduksi sesuatu
yang bisa mereka jual untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka. Roda
perekonomian per rumah atau per rumah tangga juga berjalan dengan baik karena
berkembangnya indutri kerajinan kulit ini.
Selain itu
dengan berkembangnya industri kerajinan kulit ini pendapatan Kabupaten Magetan
juga naik dalam sektor pariwisata. Pusat industri yang berada di kelurahan
selorejo ini sering didatangi wisatawan yang akan pergi menuju ke sarangan
ataupun tawangmangu membeli kerajinan
kulit untuk dijadikan oleh-oleh dan cendera mata. Tempatnya yang strategis
membantu dalam hal pemasaran dari kerajinan kulit ini sendiri.
Sistem
ekonomi kerakyatan yang diterapkan oleh masyarakat di Kabupeten Magetan
khususnya di kelurahan selorejo ini juga bukan hanya dapat memanfaatkan potensi
yang ada di derah itu sendiri, namun juga memperhatikan keberlanjutan potensi
yang digunakan. Seperti pemanfaatan potensi kulit yang digunakan sebagai bahan
baku pembuatan kerajinan selain menggunakannya dan menjualnya ke pengrajin
kulit para pengepul kulit juga memperhatikan keberlanjutan kulit ini sendiri.
Keberlanjutan ini dilakukan dengan cara penyedian stok yang pas untuk dijual ke
pengrajin kulit.
Peran
pemerintah tentunya juga ada hubungannya dengan sistem ekonomi kerakyatan yang
diterapkan industri kerajinan kulit ini. Peran pemerintah yang merupakan pihak
yang secara langsung memberikan modal pada masyarakat pelaku pengambang
industri ini sangat berperan dan membantu banyak dalam perkembangan industri
kerajinan kulit ini. Modal yang pemerintah berikan ini berupa uang tunai yang
nantinya dapat digunakan secara bebas untuk membeli keperluan industri
kerajinan kulit oleh pengembang industri kerajinan kulit
Dengan
pemberian modal yang diberikan oleh pemerintah ini masyarakat pengembang
industri kerajinan kulit ini dapat dengan baik menjalankan usahanya. Bantuan
langsung dari pemerintah ini digunakan langsung oleh masyarakat pengembang
industri kerajinan kulit untuk memebeli bahan baku utama yaitu kulit ke
pedagang kulit. Selain itu modal ini digunakan untuk pembelian alat-alat
pembuat kerajinan kulit ini seperti mesin jahit, mesin pemotong, dan bahan baku
lain seperti benang lem dll.
Seiring
berjalannya waktu banyak terjadi hambatan dalam industri kerajinan kulit ini.
Salah satu hambatannya adalah banyaknya industi-industri kerajinan kulit lain
yang mulai bermunculan. Salah
satunya industri kerajinan kulit. Banyak muncul kawasan industri kerajinan
kulit di berbagai wilayah Indonesia, antara lain Sidoarjo, Cibaduyut (Bandung),
Jogjakarta, serta wilayah-wilayah lainnya di luar Pulau Jawa. Magetan memiliki
kawasan industri yaitu kerajinan kulit yang banyak menghasilkan berbagai macam
barang mulai dari sarung tangan, ikat pinggang, sandal, sepatu, tas dan
barang-barang lainnya.
Inilah yang akhirnya membuat industri kerajinan kulit
ini sedikit mengalami penurunan dalam
hal pendapatan maupun produksi. Inovasi yang kurang dimiliki para pengarajin
kulit di daerah ini yang membuat mereka kalah bersaing dengan indusri kerajina
kulit yang baru-baru ini bermunculan. Model kerajinan kulit yang kurang bisa
bervariasi membuat indutri kulit dari bandung misalnya dapat megambil
pelanggan-pelanggan mereka. Kurangnya sumber daya manusia yang terampil juga
menjadi penghambat jalannya induatri kerajinan kulit ini.
Dalam permasalahan hambatan ini pemerintah juga memiliki andil yang
besar untuk bisa mengatasinya. Salah satu upaya yang bisa dilakukan pemerintah
adalah dengan mengadakan pelatihan pada para tenaga kerja yang masih belum
mempunyai keahlian membuat kerajinan kulit. Dengan adanya pelatihan ini tenaga
kerja yang terampil akan semakin banyak dan tentunya industri ini tidak akan
kekurangan tenaga kerja yang ahli. Selain itu peran serta masyarakat daerah itu
sedmriri juga dibutuhkan khususnya dalam hal inovasi. Inovasi yang dimaksud
adalah penemuan model-model terbaru yang lebih orisinil dan menarik sehingga
dapat bersaing dengan industri kerajinan kuli yang lain.
Comments
Post a Comment